Albothyl*Concentrate

Albothyl*Concentrate
Written on Apr 7, ’08 4:36 AM

Melanjutkan Blog saya sebelumnya, dimana dalam tulisan saya saya menyebutkan kalau saya sempat pergi ke toko obat untuk membeli Albothyl*. Bermula dari sariawan akut di gusi atas saya beberapa minggu lalu. Saya pikir cuma sariawan biasa. Agak heran juga sih, menurut saya sudah cukup asupan vitamin C pada tubuh saya. Setiap hari saya sudah mengkonsumsi buah-buahan segar, belakangan sudah mengkonsumsi pula vitamin C dosis tinggi dalam bentuk serbuk dalam sachet.
Makin lama saya rasa semakin menyiksa dan sudah hampir putus asa bagaimana cara mengobatinya. Ditengah (hampir) keputusasaan saya, saya ingat saran bapak saya belasan tahun lalu saat saya masih ingusan (jorok bgt sih gw!). Waktu itu saya juga mengalami problem yang sama, gusi benjol-benjol akibat kurang vitamin C. Kata bapak, “pakai albothyl, emang perih, tapi manjur!” Dulu saya tak pernah mau saat ibu saya membawa sebotol kecil Albothyl dan kapas. Rasa ngeri mengalahkan keinginan untuk sembuh. (Bodoh bgt sih jadi anak kecil, mau sembuh kok ga mau bersakit-sakit dahulu!)
Bapak, maafkan Anakmu yang durhaka ini… yang selama ini selalu mengabaikan petuahmu. Sekian lama aku mengabaikan anjuranmu, baru saat ini dapat kurasakan betapa berharganya pengetahuan yang telah kau berikan padaku mengenai Albothyl.
Akhirnya sore itu dengan penuh kepercayaan diri saya mendatangi toko obat terdekat dan langsung bertransaksi sebotol kecil Albothyl seharga Rp. 27.000 dengan mbak penjaga toko. Tanpa bertanya apapun, dengan pengetahuan yang amat minim mengenai Albothyl, segera kukantongi obat yang bentuknya mirip tetes mata itu dengan penuh harapan.
Sesampainya di rumah dengan penuh rasa ingin tahu saya buka kardusnya, dan saya baca leafletnya. Baru beberapa kata saya baca, rasa bingung, heran, dan menyesal jadi satu pada diri saya. Bingung dengan bahasa kedokterannya yang saya tak mengerti sama sekali, heran karena dari sedikit kata yang saya mengerti sepertinya tak ada yang berhubungan dengan sariawan, menyesal karena kebodohan saya, mengapa tak menggunakan prinsip “Malu bertanya sesat di jalan”?
Sebagai orang awam tentunya yang say abaca pertama kali adalah indikasi, karena setahu saya indikasi artinya kegunaan. (bener ga sih?).
Indikasi: Ginekologi : Vaginitis, keputihan vagina dan serviks (leher rahim) karena berbagai etiologi, ektropia dan erosi dari porsio dan serviks, servisitis. Sebagai hemostatik setelah biopsi dan pengangkatan polip di serviks, erosi uretra eksterna dan papiloma uretra, kondiloma akuminata. Luka akibat pemakaian instrumen ginekologi, untuk mempercepat proses penyembuhan setelah elektro-koagulasi.
Sampai disini kebingungan saya semakin menjadi. (Dalam hati: Ya Allah, saya butuh obat sariawan, bukan keputihan…) Bagaimana ini? (Dalam hati juga: untung penjualnya Mbak-mbak, coba kalau Mas-mas, bias malu abis tuh, jangan-jangan masnya mengira saya menderita suatu penyakit yang berkaitan dengan organ kewanitaan. Hehe…)
Saya putuskan untuk menghubungi seorang teman lewat telepon, siapa tahu dia yang anak IPA (Sempat terlintas juga, kenapa sih dulu gw milih IPS?) lebih tahu hal ihwal Albothyl. Tapi ternyata dia pun sama dengan saya. AWAM!  Tetapi dia sedikit lebih cerdas dari saya tampaknya. Dia memberikan saran, “baca dulu sampai habis, baru tahu bener atau ngga!” bener juga!
Indikasi kedua: Bedah : Menghentikan perdarahan lokal dari kapiler, mempercepat pelepasan dan pembersihan jaringan nekrotik akibat luka bakar dan luka-luka biasa.
Sampai di sini belum juga kutemui kata sariawan! Duuhhh, gimana nihhhh???
Indikasi ketiga: Dermatologi : Untuk pembersihan dan stimulasi regenerasi jaringan luka / peradangan yang kronik, lesi dekubitus, ulkus kruris, kondiloma akuminata dan sebagainya.
Duuuuhhhhhhhhh, mana sih, kok ga ada juga kata sariawan????????
Indikasi keempat: Stomatologi dan Odontologi : Hemostatis pada bedah endodontik, reseksi apeks, kistektomi, kuretase granuloma, pasca ekstraksi gigi. Gingivitis, dry socket, stomatitis aftosa, herpes labialis, ragades, kumur-kumur.
Alhamdulillah Ya Allah…, akhirnya kutemukan kata stomatitis (yang dari sebuah cerpen yang saya baca saat SD saya ketahui berarti sariawan.) Berarti bener, nih obat buat sariawan! Hehe…
Setelah 2 kali menggunakan Albothyl concentrate (dengan membaca aturan pakai tentunya!) sariawan di gusi saya sudah semakin membaik. Belakangan saya baru mendapat informasi lebih lanjut kalau ternyata Albothyl memang bukan obat sariawan, tetapi suatu antiseptik dan disinfektan. Fungsinya adalah perawatan luka lokal dan perbaikan jaringan pada luka. Albothyl itu sendiri tidak menyembuhkan sariawan tapi berfungsi untuk memperbaiki kulit pada sariawan tersebut.
Saran saya untuk semuanya yang sedang mengalami sariawan akut seperti yang saya alami, jangan ragu untuk menggunakan Albothyl (tapi jangan yang ovula!). Albothyl aman digunakan selama mengikuti dosis dan tidak digunakan dalam jangka panjang. Selamat mencoba……

Tinggalkan komentar